- Get link
- X
- Other Apps
POSTINGAN UNGGULAN
- Get link
- X
- Other Apps
kali ngrowo |
Kali ngrowo adalah sungai
yang melewati dan membagi kota Tulungagung. Kali Ngrowo yang terletak tepat di
pusat kota Tulungagung, memberikan kesan eksotis di kota Tulungagung. Apakah
Anda tahu dibalik eksotisme dan keberadaan Ngrowo, ternyata ada sejarah panjang
tentang sungai atau kali ini. Sejarah ini ditulis dan diucapkan oleh seorang
arkeolog dari Tulungagung (M. Dwi Cahyono) seperti di bawah ini.
"Ngrowo"
adalah nama arkhais untuk ekologi dan pemerintahan lama yang dimulai pada akhir
abad 19 Masehi sampai sekarang disebut "Tulungagung". Sebagai
toponimi untuk suatu daerah, nama "Rawa" dapat ditemukan di Kakawin
Nagara kertagama untuk merujuk pada daerah dimana Kuti Sanggraha (sekarang
"Kuil Sanggrahan") adalah, sub-wilayah selatan Tulungagung. Nama
Swamp atau nama varian "Ngrowo" kemudian digunakan untuk memberi nama
salah satu Kadipaten dan Katumbungan di wilayah Tulungagung, selain Kalangbret.
Nama ini
sesuai dengan karakter ekologis beberapa bagian masa lalu kota Tulungagung, terutama
di sub-wilayah selatan, yang merupakan rawa kuno. Nama tersebut juga digunakan
untuk menyebrangi kota yang sedang booming di Brantas Bangawan, yaitu
"Rawa Kali" atau "Kali Ngrowo", yang merupakan sungai kuno.
Ironisnya makna dari nama kali ngrowo ini sekarang tidak banyak dikenali
oleh generasi muda Tulungagung itu sendiri.
Sungai inilah
yang telah memberi berkah dalam jangka waktu yang panjang, dan sebasebaliknya membawa
bencana banjir tahunan. Banjir sebagai dampak pada sungai Ngrowo karena
peningkatan debit air di daerah Rawa-Rawa Kuno yang baru saja berakhir pada
pertengahan 1980an, ketika Rantai dan Persentase Niyama II berhasil dibangun
melalui Pegunungan Kapur Selatan untuk mengalirkan air rawa ke Samudra
Indonesia. Dulu, Pemerintah Hindia Belanda mempelopori pembangunan Dam Cluwok
dan Sumber Gayam untuk mengendalikan perairan glasial sungai-sungai di
Trenggalek ke Rawa-Rawa Kuno.
Selanjutnya,
pemerintah pendudukan Jepang membangun Terowongan Niyama I, yang telah
menyebabkan menelan banyak korban jiwa dalam pembuatannya. Momentum pada
pertengahan 1980-an berhasil mengakhiri istilah "Kota Banjir" untuk
Tulungagung, yang dulunya merupakan wilayah subsisten banjir besar setiap
tahunnya, yang sebagian besar dikelilingi oleh sungai Ngrowo. Oleh karena itu,
Sungai Ngrowo bisa dianggap sebagai "waktu sejarah" di daerah ini,
dalam artian mengukir sejarah panjangnya.
Perlu Anda
ketahu bahwa kali ngrowo telah menyumbang
berbagai fungsi, jadi cukup beralasan jika memasukkannya sebagai bangunan yang
memiliki peran penting. Pasca-1980 Kali Ngrowo terkesan kehilangan fungsi dan
peran, termasuk ancaman tahunannya. Terlepas dari pembangunan yang akhir-akhir
ini gencar dilakukan oleh pemerintah Tulungagung yang akan menjadikan kali ini
menjadi salah satu obyek wisata, Kali Ngrowo sekarang tak ubahnya menyerupai
selokan besar yang melintasi kota, yang kumuh dan kotor. Seakan sebagian dari
kontribusi lamanya telah hilang.
Perlu Anda
ketahu bersama bahwa saat ini telah dibangun Taman Kali Ngrowo yang terletak di
tepian sungai Ngrowo Lembupeteng Kabupaten Tulungagung. Di Taman Ngrowo Kali
ini banyak kegiatan refreshing dan olah raga karena telah menyediakan berbagai
fasilitas sehingga pengunjung bisa menikmati sisi lain dari sungai Ngrowo.
Taman teduh, fasilitas bermain anak-anak yang bervariasi, jalur skateboard
untuk kegiatan kaum muda, dan banyak lagi. Akan tetapi, ironis bila ditepian
kali ngrowo dibangun taman atau fasilitas untuk refreshing akan tetapi
sungainya terlihat kotor dan fungsi dan peran sungai tak lagi Nampak.
Nah, PR kita
sekarang merevitalisasi rincian fungsional yang ada dan menambahkan fungsi baru
yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan saat ini dan masa depan. Kami berharap
pihak terkait seperti Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Tulungagung ataupun
LSM yang bergerak dalam bidang lingkungan, tergerak hatinya untuk melakukan
respon ketika melihat realita yang seperti itu. Kami berharap mereka dapat menemukan
ide kreatif dan konstruktif untuk memberdayakan kali ngrowo ke depan,
sekaligus menjaga eksistensinya sebagai aliran air terkontrol.
Comments
Post a Comment