- Get link
- X
- Other Apps
POSTINGAN UNGGULAN
- Get link
- X
- Other Apps
Spanduk calon bupati tulungagung 2018 (perempatan rumah sakit lama) |
Calon bupati
tulungagung 2018 – Walaupun pemilihan kepala daerah (Bupati dan Wakil Bupati)
masih pada tahun 2018 mendatang, namun spanduk BALON (bakal calon) sudah mulai
bertebaran. Hal itu bisa dilihat di sejumlah jalan dan wilayah di Kabupaten Tulungagung.
Selain papan
reklame salam dan ucapan hari besar keagamaan, berbagai sudut jalan dan gang di
dalam Kota pun dipenuhi papan reklame para kandidat. Sudut jalan dan gang kecil
saja dipenuhi baliho kandidat, apalagi di beberapa tempat yang strategis seperti
jalan utama masuk wilayah Kota tentunya semakin ramai. Alhasil, hal ini
menjadikan Kota yang awalnya orisinal dan indah akhirnya menjadi kacau balau
serta terkesan rusuh.
Menurut penulis
justru kampanye lewat baliho ini tidak mengajarkan politik yang baik dan benar.
Menurut asumsi penulis hal ini hanya digunakan oleh bakal calon bupati
tulungagung 2018 untuk self-popularity saja. Seharusnya kampanye
yang baik adalah seorang kandidat harus adu gagasan atau menawarkan gagasan
untuk mencapai kesuksesan politik. Jangan memasang papan reklame yang
berlebihan yang bisa mengganggu pemandangan dan kenyamanan masyarakat.
Saat ini
Tulungagung seakan seperti sebuah perkampungan kumuh. Pilkada adalah wadah
untuk adu ide, gagasan dan program bukan ajang untuk adu baliho atau spanduk. Dengan
banyaknya baliho yang berhamburan ini justu sangat merusak atau mengganggu
keindahan kota. Diketahui bersama bahwa penempatan spanduk atau baliho sebenarnya
masih memiliki aturan dan tidak boleh asal pasang. Dengan menjamurnya papan reklame
di Kota marmer ini menandakan etika politik masih belum matang dan dewasa secara
politis.
Penulis sangat
berharap bahwa, para pemangku pemerintahan dapat menjaga keindahan dan
ketertiban Kota dengan tidak membiarkan orang berkampanye secara terselubung. Apalagi
apabila dilihat dari tahapan pemilu, saat ini masih belum memasuki masa
kampanye. Akan tetapi ada beberapa reklame yang sudah mengindikasikan sosok
yang ada di reklame tersebut adalah bakal calon bupati tulungagung 2018.
Jika saya
amati, politik pemilihan calon bupati tulungagung 2018 sangat tidak
matang. Dan cenderung tidak mencerminkan etika politik yang baik. Sehingga tidak
memberi kesan yang begitu baik bagi masyarakat Kabupaten Tulungagung. Penulis mengusulkan
bahwa walaupun gong pemilihan dan tahapan pencalonan belum ditabuh oleh panitia, figur harus sadar
akan dirinya sendiri dengan memberikan pendidikan politik yang baik.
Diketahui
sampai saat ini sudah ada beberapa nama yang secara luas disebut ambisius pada bursa
pemilihan calon bupati tulungagung 2018. Beberapa bahkan sudah mengikuti
proses pemilihan calon bupati dan wakil bupati di sejumlah partai politik
peserta Pemilu. Di antara nama tersebut adalah Ketua DPRD Tulungagung,
Supriyono, Ketua PWI, Margiono, Kasatkornas Banser, Alfa Isnaeni, anggota DPRD
Jawa Timur Chusainudin, pasangan Bupati dan WABUP saat ini yakni Syahri Mulyo
dan Maryoto Bhirowo dan Ketua Paguyuban Warga Tulungagung di Kalimantan, Suparlan.
Pada saat ini wajah mereka sudah menghiasi sejumlah lokasi di pusat kota,
bahkan sampai ke desa-desa terpencil.
Comments
Post a Comment