POSTINGAN UNGGULAN

RENUNGAN: Bahaya Menyebarkan Aib Orang Lain



Saat ini yang sedang ramai terjadi, emak-emak bersaing untuk membuat video yang bertujuan untuk membuka dan menyebarkan aib orang lain bahkan pasangannya sendiri. Bukankah membuka aib dari pasangan sama halnya membuka aib Anda sendiri bahkan bahaya untuk integritas keluarga akan terancam, azabnya juga sangat mengerikan .

Salah satu hal yang harus dijaga dalam kehidupan rumah tangga adalah saling peduli, menjaga dan merawat agama antara suami & istri, agar kehidupan keluarga dapat harmonis & langgeng. Ada begitu banyak cara merawat agama antara suami dan istri, di antaranya adalah cara menjaga privasi dan aib masing-masing.

Jika suami dan istri senang membuka kelemahan pasangan, akan mengakibatkan kepercayaan menjadi hilang & mengancam keharmonisan rumah tangga. Terkadang, memberi tahu atau menceritakan kelemahan pasangan ini terjadi tanpa kita sadari. Karena dimulai dengan mengobrol dengan rekan kerja, atau curhat dengan teman, akhirnya berujung membuka atau menyebarkan aib orang lain secara detail.

Tak sengaja kemarin saya menjumpai sebuah video di medsos yang menggambarkan bahwa saat ibu-ibu ramai secara vokal menciptakan video hasrat untuk jalan-jalan dan bahagia-bahagia, yang jelas tampak merasa kurang senang dengan keadaan yang sedang dialami.

Menyalahkan suami yang '’kurang memberi uang’', kurang bisa membahagiakan dan lain-lain, pokoknya kurang enak untuk didengar. Mungkin bagi sebagian orang, merasa terhibur, tertawa, dan bahkan menuliskan nama akun media sosial pasangan mereka di kolom komentar dengan maksud memberikan kode. Bahwa: "Ini lo mas isi hatiku, kamu harus mengerti!"

Kemudian sang istri menyalahkan suami karena lebih bahagia bermain Mobile Legend, PUGB atau memancing daripada mengajak istrinya berjalan-jalan. Seakan sang suami telah lalai dan mengabaikan istrinya.

Duhai perempuan pilihan, saya sangat yakin bahwa suami pekerja keras sangat khawatir jika anak dan istrinya tidak bisa makan pada hari esok. Untuk itu dia bekerja keras bahkan tak sempat untuk memikirkan dirinya sendiri.

Bahkan seakan mencari hiburan sendiri dengan mainannya. Jangan salahkan mereka. Karena mereka hanya memiliki hiburan mini setelah keletihan kerja dan hiburan mereka masih terjangkau untuk tidak mengeluarkan uang untuk satu cara.

Suami dan istri seperti pakaian dan tubuh, yang mana pakaian memiliki tujuan untuk menutupi aurat, mempercantik diri dan bahkan membuat tubuh merasa lebih tenang jika ketika ada pakaian yang menutupinya.

Sekarang ketika pasangan membuka bobroknya sifat atau aib pasangannya itu sama halnya dengan memperlihatkan bobroknya dirinya sendiri. Karena suami dan istri adalah satu kesatuan dalam rumah tangga.

Jaga lisan kita sehingga rumah tangga kita akan mencapai kesucian-Nya. Bukankah harapan rumah tangga adalah Sakinnah, Mawaddah & Warrohmah? Jangan sampai kita melukai cita-cita yang dibangun menggunakan pertengkaran, adu video untuk mencari kesalahan-kesalahan.

وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

Artinya:Dan orang-orang yg mengatakan: “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami & keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), & jadikanlah kami imam bagi orang-orang yg bertakwa.” (QS.Al-Furqaan:74)

Alangkah baiknya untuk daripada mengungkapkan privasi atau menyebarkan aib orang lain, kita sebaiknya memperbaiki diri karena ada hadits yang berbunyi:

"Orang mukmin adalah cermin bagi orang mukmin lainnya. Ketika melihat aib padanya, beliau segera memperbaikinya." (HR. Bukhari)

Karena jika kita mengungkapkan aib pasti merupakan norma antara satu orang menggunakan orang lain untuk mengungkapkan aib masing-masing. Apakah ini diperbolehkan atau itu hal yang masuk akal dalam Islam?

Pada dasarnya adalah dilarang bagi seorang Muslim untuk mengumbar ‘'aib'’ saudaranya sendiri karena itu termasuk perbuatan '’ghibah'’. Ghibah adalah berbicara tentang aib sesama Muslim ketika dia tidak ada di hadapannya dan saudaranya menyukainya jika berita itu sampai kepadanya tanpa adanya suatu keperluan. Karena itu, para ulama melarang ghibah ini jika dilakukan tanpa keperluan bahkan termasuk ke dalam kategori dosa besar. "kata Ustad Muhamad Ikrom, dikutip dari Aktual.com”.

Allah SWT telah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ

Artinya, “Hai orang-orang yg beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), lantaran sebagian berdasarkan purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yg suka ‘memakan daging’ saudaranya yg sudah tewas? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah SWT. Sesungguhnya Allah SWT Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”(Al-Hujurat : 12)

Sampai disini kita masih mengungkap aib atau privasi orang lain. Tahu kalau kita ingin menjaga malu kita maka kita juga berkewajiban untuk mengurus aib orang lain, tentu kita tidak mau jika ada seseorang mengumbar aib kita. Oleh karena itu, seharusnya kita tidak menyampaikan aib orang lain. Karena Allah akan mengurus aib seseorang jika orang tersebut menjaga keibaan orang lain, "tutupnya lagi.
ومن ستر على مسلم في الدنيا ستر الله عليه في الدنيا والآخرة

Artinya: "Dan barangsiapa menutupi (aib) seorang Muslim sementara di dunia, maka Allah akan menutup (malu) di dunia dan akhirat." (Narrated At Tirmidhi)

Seandainya dosa itu dapat mengeluarkan bau busuk dan kita bisa mencium bau busuk tersebut, mungkin saja kita ini lebih busuk baunya dibandingkan orang yg tampak aibnya itu. Namun lantaran Allah SWT telah menutup aib kita, Allah SWT sudah menutup aib umat Nabi Muhammad SAW, maka apa yg kita rahasiakan ditutup oleh Allah SWT. Allah SWT masih mengharapkan taubat kita. Oleh karenanya, jika kita melihat aib yg ada dalam diri orang lain, jangan sampai kita merendahkan dan menyebarkan aib orang lain. Sebab, kalau kita melakukannya maka Allah SWT akan membuka aib kita di dunia dan pada akhirat. "kata Ustad Muhamad Ikrom, dikutip dari Aktual.com”.


Simak video berikut, semoga menjadi renungan kita bersama.

Comments