- Get link
- X
- Other Apps
POSTINGAN UNGGULAN
- Get link
- X
- Other Apps
Pondok Ramadhan |
Pondok Ramadhan
- Banyak orang
berpikir bahwa proses pendidikan di Indonesia saat ini kurang menekankan pada
pembentukan karakter siswa. Pendidikan di Indonesia masih dianggap lebih
menekankan aspek kognitif saja. Munculnya berbagai penyimpangan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara saat ini dicurigai oleh produk pola pendidikan yang
mengabaikan perkembangan karakter peserta didik.
Tentu saja
penilaian ini dirasakan tidak adil karena banyak faktor yang berkaitan dengan
pembentukan karakter seorang anak. Namun, untuk lembaga pendidikan tentu saja,
penilaian semacam ini dapat menjadi kritik untuk membuat perbaikan dalam pola pembentukan
karakter pada siswa. Saat ini Pemerintah telah meluncurkan program pembangunan
karakter. Program ini difokuskan pada pendidikan karakter untuk generasi muda di
Indonesia. Bahkan pemerintah telah mencairkan anggaran sekitar 10 miliar untuk
pelaksanaan program, baik di tingkat pusat maupun daerah.
Pemerintah
khawatir pendidikan karakter saat ini sering dilupakan. Akibatnya ada berbagai
masalah sosial seperti kenakalan remaja, korupsi, kasus SARA, kemiskinan dan
lain sebagainya. Namun, ini berbicara tentang masalah karakter ibarat saat kita
menaiki tangga tanpa ujung dengan membawa beban berat. Artinya, tugas membangun
karakter ini tidak pernah selesai tetapi harus selalu diulang, diingatkan dan
dipelihara secara terus menerus dan perlu keteladanan dari semua pihak, baik
orang tua, guru, maupun masyarakat.
Membangun
karakter idealnya dimulai sejak usia dini karena pada usia seperti itu
pemahaman konsep dan penanaman nilai mudah diberikan dan anak belum banyak
terpengaruh oleh pencemaran lingkungan sekitarnya.
Karakter
seseorang secara umum dapat dimanifestasikan dalam perilaku cerdas, jujur,
peduli, dan tangguh. Kecerdasan seorang anak akan terlihat ketika ia dapat
mengamati perbedaan-perbedaan serta fakta-fakta yang mengelilinginya. Intinya
kecerdasan adalah kemampuan untuk mengamati dan menganalisis setiap masalah.
Kecerdasan adalah hasil dari karya kreatif seseorang.
Aspek jujur
dari perilaku anak adalah berbicara jujur dan berpikir lurus. Menjadi orang
tua teladan sangat penting karena anak-anak terbiasa mengatakan dan bersikap
jujur dari rumah. Aspek jujur ini adalah hasil inisiatif seorang anak
sendiri.
Seorang anak
yang memiliki sifat kepedulian sangat disukai oleh teman-temannya karena anak
itu memiliki tingkat perhatian yang tinggi dan bersedia berbagi kesenangan
dengan orang lain. Anak harus dilatih untuk memiliki empati, yang berarti
membagikan apa yang orang lain rasakan. Aspek kepedulian ini adalah
pengembangan selera anak.
Selain itu,
anak harus dibina untuk berani mengatakan sesuatu dan bukan cengeng dan tidak
terlalu menuntut tetapi bisa mencapainya. Aspek seperti itu memiliki
ketangguhan yang merupakan hasil dari rasa anak. Kami percaya bahwa dengan
membangun karakter yang baik sejak usia dini akan menumbuhkan generasi yang
cerdas, dapat dipercaya, dan dapat membawa bangsa ini ke yang lebih baik.
Bulan Ramadhan
tampaknya menjadi momen yang baik bagi sekolah untuk mengatur kegiatan yang
dapat membangun karakter positif siswa. Salah satu kegiatan rutin di bulan Ramadhan
adalah Pesantren kilat atau Pondok Ramadhan. Pada acara Ramadhan ini diisi
dengan kegiatan keagamaan, mulai berdoa, tadarus / baca alquran, ceramah
keagamaan oleh guru agama di sekolah atau membawa Ustadz dari luar sekolah dan banyak
kegiatan lain yang bernuansa Islami yang kreatif dan edukasi.
Melalui pesantren
kilat ini dapat memasukkan nilai-nilai positif kepada siswa. Keterlibatan Guru
dalam kegiatan ini dapat menjadi motivasi untuk meningkatkan kepribadian dan
kompetensi sosial sehingga menjadi sosok yang pantas menjadi teladan bagi
siswanya.
Di bulan
Ramadhan dengan berpuasa, siswa didorong untuk meningkatkan rasa empati dan
simpati kepada sesama yang nasib belum beruntung. Tidak puasa mereka juga
merasakan seperti apa rasanya hidup dalam kekurangan. Dengan demikian
diharapkan tumbuh dalam sensitivitas sosial siswa untuk berbagi. Melalui puasa,
siswa diajak untuk memiliki kepribadian yang sabar, tahan terhadap godaan dan
menjunjung tinggi kejujuran.
Penanaman toleransi
di bulan Ramadhan tentu diperlukan. Siswa yang tidak berlatih puasa menghormati
siswa puasa. Sebaliknya siswa berpuasa sebaiknya tidak mencela siswa yang tidak
berpuasa karena alasan keyakinan atau alasan lain. Di sini saling menghormati,
toleransi, dan cinta damai selalu dipupuk.
Munculnya
sikap diri yang benar, berpikir bahwa tidak menyukai orang sebagai pejuang yang
layak harus waspada terhadap guru. Melalui penanaman nilai-nilai agama yang
tepat dan kesadaran keragaman dalam kehidupan beragama dan sosial, para siswa
didorong untuk menjadi lebih toleran dan cinta damai.
Pada akhir Ramadan
sekolah dapat mengatur distribusi fitrah zakat dengan melibatkan siswa. Melalui
kegiatan ini dapat menumbuhkan kecerdasan sosial mereka. Sikap kasih sayang,
perhatian terhadap orang lain perlu ditunjukkan dengan kegiatan nyata. Dengan
melibatkan siswa dalam pengumpulan dan distribusi siswa fitrah zakat belajar
bagaimana mereka berinteraksi secara sosial dengan lingkungan sekitar sekolah.
Dalam kegiatan ini para siswa juga dilatih untuk mengatur kegiatan sosial
ketenaran dan memperdalam kehidupan orang yang kurang beruntung.
Untuk
sekolah tampaknya tidak pantas bahwa bulan Ramadan berlalu tanpa kegiatan yang
bermanfaat. Bulan Ramadhan adalah saat yang tepat bagi sekolah untuk melakukan
kegiatan yang dapat mereplikasi karakter siswa.
Allah dengan
sengaja mendesain puasa sebagai wadah untuk riyadhah (pelatihan); artinya
melatih diri untuk dapat menghindari sikap, atribut dan perbuatan yang Tuhan
benci. Tujuan utama puasa ini adalah untuk meningkatkan ketaqwaan dan ketaatan
kita terhadap Allah. Ketaatan adalah tindakan pelayan yang selalu menjaga diri
dari amarah/hukuman Tuhan. Takwa adalah buah dari iman tulus dan tulus kepada
Tuhan disertai dengan perbuatan baik sehingga masuk dalam kategori muflihun
(yang beruntung).
Semoga
dengan adanya kegiatan pondok Ramadhan akan tumbuh sebuah generasi bangsa yang memiliki karakter positif dan
karakter Qurani, yang diharapkan akan membawa bangsa ini ke sebuah bangsa yang
bermartabat. Suatu bangsa yang menjunjung tinggi kejujuran, toleransi, anti
korupsi dan cinta damai.
Comments
Post a Comment