Mitos atau Fakta; Manfaat Air Hujan yang Pertama Kali Turun Dimusim Kemarau

Pada akhir-akhir ini memang seluruh masyarakat Indonesia sedang dilanda musim kemarau yang panjang dan dibeberapa wilayah mengalami kekeringan dan sulit untuk mendapatkan air. Tentunya kebanyakan masyarakat berharap hujan turun pada saat ini karena memang air sangat dibutuhkan diberbagai wilayah seperti untuk minum, mencuci, mandi dan untuk keperluan lain-lain.

Sekitar 60 menit yang lalu memang hujan turun disekitar wilayah Blitar Jawa Timur terutama didaerah saya.  Tadi saya mendengar keributan para tetangga saya tetapi saya memang tidak keluar untuk melihat apa yang terjadi tetapi setelah hujan mulai reda sebelum berangkat ke luar kota saya juga masih mendengar keributan. Setelah saya selidiki dan bertanya kesalah satu tetangga dan ternyata mereka sedang mengambil ember yang memang sengaja diletakan tadi ketika hujan di tengah halaman terbuka untuk mendapatkan air hujan murni yang turun dari langit.

Saya kaget dan heran kenapa tetangga saya melakukan itu? dan saya juga sempat bertanya kembali kepada mereka untuk apa mereka menampung air hujan yang turun dari langit?. Ternyata masyarakat di sekitar tempat saya tinggal, masyarakatnya mempercayai bahwa air hujan yang turun pertama kali setelah musim kemarau panjang itu bisa bermanfaat untuk menyembuhkan berbagai penyakit.

Selain itu para petani juga percaya apabila menggunakan air hujan yang turun pertama kali dimusim kemarau itu dapat menyuburkan sawah mereka. Air yang diambil memang tidak sembarangan harus langsung dari langit tidak boleh mengambil air yang berasal dari aliran genteng ataupun air yang sudah terkena pohon. Oleh karena itu warga menyimpan ember mereka dilapangan terbuka tanpa ada halangan apapun untuk mendapatkan air murni yang langsung turun dari langit.

Ternyata warga sekitar mendengar mitos tersebut dari seorang tokoh dimasa lampau yang memang menerangkan manfaat air hujan yang pertama kali turun dimusim kemarau. Memang air hujan yang pertama kali turun dimusim kemarau belum diteliti secara ilmiah apakah memang berkhasiat atau tidak. Tapi yang jelas tergantung Anda menanggapinya apakah Anda percaya atau tidak itu hak Anda masing-masing.